Pages

Subscribe:

Kayu Pinus (Pine)


Untuk Lis Pigura ada beberapa konsumen yang memilih kayu pinus. Berikut artikel tentang Kayu Pinus yang saya cuplik dari situs “Semua Tentang Kayu”.

Terdapat lebih dari 20 jenis kayu pinus dengan nama species yang berbeda. Jenis kayu pinus yang sering digunakan dan secara umum dikenal memiliki kualitas yang baik ada 2 jenis kayu pinus yaitu Pinus Radiata dan Pinus Merkusii.
PINUS RADIATA (Radiata Pine)
Area Tumbuh: Australia (740 ribu hektar), Chili (sekitar 1,3 juta hektar), Selandia Baru (1,2 juta hektar), Afrika Selatan dan Amerika. Hutan paling besar untuk kayu ini diketahui adalah dari Chili. Beberapa eksporter juga berasal dari Selandia Baru namun tidak murni plantation. Biasanya Selandia Baru mengekspor kayu ini sudah dalam bentuk S2S atau S4S.
Pohon: Antara 15 - 25 tahun kayu Pinus Radiata bisa memiliki diameter batang 30 - 80 cm dan tinggi antara 15 - 30 meter. Pinus Radiata termasuk jenis pohon yang cepat tumbuh dan berbatang lurus.
Warna Kayu: Kayu teras berwarna merah kecoklatan dan kayu gubal berwarna kuning dan krem. Garis lingkaran tahun pinus radiata lumayan jelas terlihat sehingga garis serat kayu pada pembelahan tangensial bisa terlihat jelas pula.
Densitas: 480 - 520 kg/m3 pada MC 12%
Serat kayu: Cenderung lurus tapi terdapat banyak mata kayu karena pohon pinus radiata memiliki banyak cabang kecil pada batangnya.
Pengeringan: sekitar 12 - 15 hari untuk mendapatkan MC level 12%
Proses mesin: Mudah pengerjaan, termasuk lunak untuk pisau.
PINUS MERKUSII (Merkus Pine)
Area tumbuh: Asia Tenggara meliputi Kamboja, Vietnam, Malaysia, Phillipina, Myanmar dan Laos. Terbesar adalah di area pulau Sumatra di daerah antara Gunung Kerinci dan Gunung Talang. Di Phillipina terdapat di area gunung Mindoro.
Pohon: Bisa mencapai 25 - 45 meter ketinggian dan diameter pohon hingga 1 meter.
Warna Kayu: Kayu teras berwarna coklat kemerahan dan kayu gubal berwarna kuning keputihan.
Densitas: 565-750 kg/m3 pada MC 12%
Serat kayu: Lurus dan sama rata antara kayu gubal dan teras.
Pengeringan: sekitar 12 - 15 hari untuk mendapatkan level MC 12%.
Teknis Umum:
1. Kayu pinus termasuk mudah terserang jamur, biasa disebut blue stain. Oleh karena itulah sebaiknya pengeringan dilakukan secepat mungkin setelah penebangan.
2. Apabila anda memproduksi furniture yang finishing akhirnya warna atau non natural, sebaiknya hati-hati terhadap kantong minyak dan mata kayu pada pinus. Kantong minyak dan mata kayu memiliki permukaan yang lebih keras dibanding sisi yang lain sehingga penyerapan bahan finishing berkurang yang mengakibatkan perbedaan warna (transparansi).
3. Pinus cukup lemah terhadap perubahan suhu dan kelembaban udara, gunakan laminasi apabila anda membutuhkan papan yang lebar.
4. Mudah diproses dan seratnya halus sangat membantu pada kecepatan proses finishing.

(Sumber : Semua Tentang Kayu)


Lis Profil Bulat (Dowel)

Lis Profil Bulat dengan diameter 1 s/d 4 cm, dibawah ini contohnya :

Contoh Handicraft

PROFILindo selain memproduksi Lis profil juga membuat beberapa macam handicraft terutama dari bahan kayu:

Wall Mirror
 Tempat Makanan Kecil
 Tempat Telur
Table Mirror

Lis Profil Untuk Kusen

Ini adalah salah satu contoh Lis profil untuk kusen. Pemasangannya mengelilingi bentuk kusen:



Lis Profil Pigura

Dibawah adalah contoh lis profil pigura dari kayu mahoni dan kayu jati :





Lis Profil Pegangan Tangga

Pegangan Tangga adalah bentuk kayu profil memanjang yang biasanya mempunyai ukuran 5cm x 7cm, dipasang pada sisi kiri dan kanan trap yang menuju lantai diatasnya.
Model yang banyak digunakan seperti gambar dibawah:

Sifat-sifat kayu jati dan pengerjaan


Kayu jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dan keindahannya. Secara teknis, kayu jati memiliki kelas kekuatan I dan kelas keawetan I. Kayu ini sangat tahan terhadap serangan rayap.
Kayu teras jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua. Kayu gubal, di bagian luar, berwarna putih dan kelabu kekuningan.
Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai untuk membuat furniture/mebel dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus memiliki permukaan yang licin dan seperti berminyak. Pola-pola lingkaran tahun pada kayu teras nampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah.
Dengan kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, jati digolongkan sebagai kayu mewah. Oleh karena itu, jati banyak diolah menjadimebel tamanmebel interiorkerajinan, panel, dan anak tangga yang berkelas.
Sekalipun relatif mudah diolah, jati terkenal sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca. Atas alasan itulah, kayu jati digunakan juga sebagai bahan dok pelabuhan, bantalan rel, jembatan, kapal niaga, dan kapal perang. Tukang kayu di Eropa pada abad ke-19 konon meminta upah tambahan jika harus mengolah jati. Ini karena kayu jati sedemikian keras hingga mampu menumpulkan perkakas dan menyita tenaga mereka. Manual kelautan Inggris bahkan menyarankan untuk menghindari kapal jung Tiongkok yang terbuat dari jati karena dapat merusak baja kapal marinir Inggris jika berbenturan.
Pada abad ke-17, tercatat jika masyarakat Sulawesi Selatan menggunakan akar jati sebagai penghasil pewarna kuning dan kuning coklat alami untuk barang anyaman mereka. Di Jawa Timur, masyarakat Pulau Bawean menyeduh daun jati untuk menghasilkan bahan pewarna coklat merah alami. Orang Lamongan memilih menyeduh tumbukan daun mudanya. Sementara itu, orang Pulau Madura mencampurkan tumbukan daun jati dengan asam jawa. Pada masa itu, pengidap penyakit kolera pun dianjurkan untuk meminum seduhan kayu dan daun jati yang pahit sebagai penawar sakit.
Jati burma sedikit lebih kuat dibandingkan jati jawa. Namun, di Indonesia sendiri, jati jawa menjadi primadona. Tekstur jati jawa lebih halus dan kayunya lebih kuat dibandingkan jati dari daerah lain di negeri ini. Produk-produk ekspor yang disebut berbahan java teak (jati jawa, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur) sangat terkenal dan diburu oleh para kolektor di luar negeri.
Menurut sifat-sifat kayunya, di Jawa orang mengenal beberapa jenis jati (Mahfudz dkk., t.t.):
  1. Jati lengo atau jati malam, memiliki kayu yang keras, berat, terasa halus bila diraba dan seperti mengandung minyak (Jw.lengo, minyak; malam, lilin). Berwarna gelap, banyak berbercak dan bergaris.
  2. Jati sungu. Hitam, padat dan berat (Jw.sungu, tanduk).
  3. Jati werut, dengan kayu yang keras dan serat berombak.
  4. Jati doreng, berkayu sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala, sangat indah.
  5. Jati kembang.
  6. Jati kapur, kayunya berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur. Kurang kuat dan kurang awet. (Sumber: Wikipedia)